Mengakui Sesuatu Itu Butuh Keberanian



Jangan berpikir jauh-jauh masalah keberanian. Ini bukan perkara memutuskan untuk terjun ke medan perang lantas mengangkat senjata dengan garang dan kepruk-keprukan sampai salah satu nyawa melayang. Tidak, tidak sejauh itu. Keberanian itu berangkatnya dari dalam, baik hati maupun pikiran. Salah satu yang paling dekat dan bisa dilakukan segera adalah berani mengaku. Mengakui saja bahwa mungkin sesuatu itu tidak sebaik yang kita pikirkan. Bahwa adanya cacat dalam kehidupan adalah sebuah hal wajar. Kita tentu paham, hidup ini mustahil mulus-mulus saja. 

Jika kita rasa ada sesuatu kurang nyaman dalam hidup mari ambil waktu sebentar. Bisa tiba-tiba diam dan merenung, atau menyengaja untuk berlama-lama duduk setelah shalat bagi yang muslim. Merenung itu bukan melamun tanpa juntrungan. Merenung haruslah menghasilkan sesuatu, paling tidak merenung haruslah menciptakan perasaan lebih baik di hati kita.

Misal merenungi hal-hal yang selama ini kita rasa benar tapi ternyata salah, menyadari bahwa kenyamanan kita berselimutkan ketidaktepatan. Butuh keberanian untuk mengakui bahwa selama ini kita salah, salah menduga, salah melangkah, salah bersikap, dan salah-salah yang lain. 

Mengakui bahwa ada yang tidak beres adalah pijakan untuk langkah selanjutnya. Katika kita sadar dan tahu bahwa hal ini salah, hal itu salah akan lebih mudah bagi kita memutuskan cara mana yang harus dilakukan untuk membuat sesuatu itu menjadi lebih baik. 

Dan untuk melangkah dan berbenah kita harus kuat!

Iya, kuat.

Ingat! Ketika seseorang memutuskan untuk memperbaiki diri maka dia akan diuji. Ujiannya macam-macam, tergantung titik kelemahan masing-masing individu. Makanya menyadari dan mengakui titik terlemah juga penting, sehingga kita bisa aware.

Finally, jalan jadi baik itu nggak gampang, dari awal kita harus berani ambil resiko untuk mengakui kesalahan dan berubah. Kadang kita akan dipisahkan dengan hal-hal yang kita sayang, kadang sesuatu berjalan lebih sulit, tapi ingat, itu semua cuma sementara, nantinya saat kita sudah jadi pribadi yang lebih baik, insyaAllah segala pengorbanan itu akan terasa setimpal. Selamat mengakui, jadi baik, dan bertahan.

Oh iya... nggak akan ada perubahan tanpa ijin Allah, maka minta bantuan Allah terus, terus daaan terus. Mungkin kita belum taat-taat banget, tapi nggak papa, yang penting konsisten dan selalu percaya bahwa Allah maha baik, maha mendengar permintaan hambaNya. Iman itu nggak instan, awalnya mungkin kita rada males berdoa atau sholat tapi lakuin aja terus, semoga lama-lama kwalitas dan kwantitas hubungan kita dengan Allah akan lebih baik, kata orang kita bisa karena terbiasa.


* Ada satu lagu dari Float yang asik banget, kalau  mulai lelah untuk berbenah karena cobaannya terlalu banyak, saya inget sebait lirik di lagu ini...

Sementara, teduhlah hatiku, tidak lagi jauh, belum saatnya kau jatuh...

Comments

  1. Merenung menghasilkan hal positive. Menghayal tak tau juntrungannya.
    Salam

    ReplyDelete

Post a Comment