Posts

Showing posts from February, 2015

Valdi Valdo

Image
Aku mengaguminya semenjak kecil. Semenjak pertama kali ia pindah menempati rumah kosong bekas rumah om Eddy. Aku mengaguminya yang  bisa bersenang-senang dengan apapun. Iya, APAPUN, bahkan tanah becek dan hujan deras.  Sore itu hujan turun lebat sekali. Suara petirnya membuatku  bolak balik dari pinggir jendela lalu ke kamar mama, lalu ke pinggir jendela lagi untuk mengintipnya. Ia hanya mengenakan kaos singlet dan celana pendek lalu meletakkan payung di samping yang akhirnya berbalik karena tertiup angin. Ia jongkok di atas kubangan berwarna coklat susu, menaruh sebuah kapal kertas yang langsung hancur, tidak kuat menerima air dari langit yang bertubi-tubi. Tapi ia tetap asik, tetap tertawa ria, bahkan sekarang ia duduk tidak jongkok lagi. Ia biarkan kertas yang jadi bubur itu. Kini aku tidak punya ide tentang apa yang akan ia lakukan. Lalu tiba-tiba, ia menghampiri payung yang terbalik tadi- sudah ada genagan air di sana, ia mengangkatnya pelan-pelan, masih dalam kondisi ter

Hak Cipta Milik Allah SWT

Image
Awalnya saya merasa agak kesal, pada seseorang yang mencuplik quotation yang saya buat, lalu mengubah sumber  menjadi namanya,  Misal begini Kalau kamu merasa tubuhmu bau, tutup hidungmu! - marQuote- (MarQuote biasanya saya gunakan untuk menandai quote-quote yang saya buat) Lalu oleh orang yang mengganti itu ditulis begini   Kalau kamu merasa tubuhmu bau, tutup hidungmu! -CiCi-  Tulisannya sama persis, tidak dimodifikasi, atau ditambahi maupun dikurangi, hanya saja sumbernya diubah, dan itu tandanya si pengubah itu mengaku bahwa tulisan tersebut merupakan buah pikirnya. Ya, jujur agak jengkel.  1. Secara etika kepenulisan tentu saja hal tersebut merupakan sebuah pelanggaran, ia mengakui sesuatu yang bukan miliknya/tidak dia buat, artinya apa? Ya, dia mencuri. 2. Untuk mendapatkan ide menulis  diperlukan usaha, mulai dari riset sampai duduk di keheningan demi mendapat ilham, eh lha kok dia dengan entengnya, copy paste. Tapi, setelah saya pikir-pikir

Orientasi Akhirat

Image
Dua kata ini cukup membuat saya diam di tempat, lalu merenung seketika mendengarnya. Orientasi akhirat a.k.a ridha Allah- saya dengar istilah ini pada sebuah kajian di senin sore bersama ustadz Syatori. Tidak perlu menjadi kafir untuk lupa akhirat. Saya yang asli muslim sejak brojol pun ternyata belum sejauh itu memikirkan akhirat. Makanya istilah ini membuat saya kejut sesaat. Ketika itu tiba-tiba di kepala saya seperti ada film yang diputar. Tentang tingkah-tingkah tidak tahu diri sebagai manusia yang bagai lupa kalau akhirat itu ada. Astaghfirullah. Tahu dan sadar itu berbeda, teman. Kita tahu Tuhan ada, Allah ada, kita tahu itu. Tapi tidak setiap saat kita sadar bahwa Ia sungguhan ada sedang mengawasi kita. Kita tahu bahwa segala tingkah polah akan dimintai pertanggung jawaban, tapi tidak setiap detik kita sadar akan hal itu. Itulah kenapa seringkali kita khilaf. Nah menimbulkan kesadaran ini butuh mujahadah. Kesungguhan. Dan pertolongan dari Allah. Kita butuh menjadi sada

Berhak Jadi Baik

Image
Jika menjadi baik itu mudah, mungkin balasannya bukan surga Tapi selayaknya alam semesta tahu, jadi baik itu susah, apalagi jika kamu sudah berstigma Di jidatmu terpampang tulisan, perokok, tukang ngibul, pemerkosa, pemutilasi, ceroboh, suka ngutang, pembawa sial! Dirimu seperti sudah dililit ber ton-ton dosa dan kesalahan , melepaskan satu lilitan saja susahnya minta ampun Apalagi jika harus melepaskan semua, mustahil! Namun, ada satu yang kamu lupa, Tuhan suka bagi-bagi hidayah gratis Pada siapa saja, suka-suka Tuhan, Ia tidak pandang bulu, mungkin kamu salah satunya Seseorang yang dirindu Tuhan dan ingin dibersihkan, digosok sampai mengkilap dengan kasih sayang Dilembutkan hatinya, dipekakan perasaannya Jika masa itu sungguhan datang, saat kamu melihat segalanya lebih terang Saat di mana kamu sadar bahwa dunia ini hanyalah tipuan, dan kamu percaya bahwa masa-masa penghakiman itu nyata ada bukan dongengan Jangan malu atau ragu Kamu berhak jadi baik, meskipun orang

Menyimpul Sepi

Image
Selamat datang dalam botol kecil tak berpenghuni, Duduklah di sebelah sana, berdua saja dengan pantulan wajahmu dalam kaca, Tidak usah bercerita, meskipun dalam hatimu luapan-luapan itu ada Kadang, cara terbaik mengungkapkan segalannya adalah dengan menelan suara-suara Mengendapkannya, memilah, merenungkan, dan memutuskan, mana yang layak diterima oleh telinga Yang kau keluarkan, nantinya akan kau masukkan lagi bukan? Dan sepi ini akan membantumu menyimpulkan, aksara mana yang akan kau buang lantas kau hirup ulang Memahamkanmu tentang hakikat pesan, tak semua yang kau tahu harus kau bagikan, Ingat, banyaknya yang kau tahu berbanding lurus dengan banyaknya sampah yang secara alami mengikut kemana-mana Saringlah dulu,  pastikan bahwa yang kau persembahkan keluar adalah sebuah kebaikan, sulingan terakhir, esensi, maslahat... gambar : di sini