Berbagilah! Biar Allah Yang Atur Cash Flow Kita



Saya bukan termasuk orang yang suka membuat catatan keuangan, tidak pandai juga dalam merencanakan keuangan. Dulu pernah sih mencoba mencatat pemasukan setiap gajian, lalu mencatat semua pengeluaran mulai dari yang besar sampai ke hal kecil-kecil seperti ongkos parkir, tapi lama-lama saya stress, hidup saya jadi ketakutan karena melihat angka-angka itu terus berkurang. Ya sudah, akhirnya saya putuskan agar cash flow saya mengalir saja tanpa dicatat.

Beberapa kali gajian membuat saya mengamati sesuatu yang aneh. Ada suatu masa ketika saya meniatkan dalam diri untuk mendonasikan sepuluh persen gaji saya, berapapun gajinya. Oh ya perlu diketahui, saya adalah seorang freelancer yang gajinya tidak menentu, kalau kerjaan sedang banyak ya bisa terima gaji besar kalau pas kerjaan sedikit ya saya hanya menerima sedikit saja. Saya biasa menyalurkan donasi lewat teman yang bekerja di lembaga zakat, atau infaq di masjid, atau memberi kepada dhuafa terdekat. Apakah mudah istiqomah memberi setiap habis gajian? Kalau mudah mungkin Allah tidak menjanjikan ganjaran besar bagi orang bersedekah. 

Sulit. Sungguh. Apalagi saat tanggal gajian bebarengan dengan tanggal launching produk terbaru kosmetik kesayangan. Saat itu hati dan logika sering berdialog, logika saya bilang, " Bulan ini nggak papa lah nggak usah sedekah dulu. Kan bulan-bulan kemarin sudah. Itu lip cream mu sudah mau habis lho, pas banget ada diskon, besok-besok harga udah balik normal lagi, jadi mahal. Kalau sekarang beli, kamu bisa dapat dua lip cream. Lumayan kan?" Sungguh saya begitu lemah jika sudah bicara soal make up, namun hati saya menimpali, "Tenang aja, produsen itu selalu ingin memikat hati pembeli, banyak event juga, insyaAllah bakal ada diskon lagi, kalau hari ini nggak sedekah, bulan depan akan lebih susah lagi buat sedekah."

Selain kosmetik yang menggoda, kadang jumlah uang di dompet juga membuat saya berpikir berkali-kali untuk memberikan donasi atau tidak, apalagi kalau pemasukan di bulan itu terlampau kecil. "Aduh, sedekah nggak ya? Kalau sedekah nanti cukup nggak ya sampai akhir bulan? Kalau ada keperluan mendadak gimana?" Ketakutan-ketakutan itu sering muncul dan membuat saya kalah.

Dan di sini lah saya belajar, ada hal yang menurut saya aneh dan tidak masuk akal, saya ceritakan hal ini kepada ibu, " Bu, kok aneh ya, kalau habis gajian terus nggak ku sisihkan buat sedekah, duitku cepet banget abis, meskipun bulan itu dapetnya banyak. Tapi, kalau langsung disedekahkan, entah kenapa selalu cukup sampai akhir bulan meskipun dapetnya cuma sedikit."

Dan ibu saya bilang, "Soalnya kalau buat sedekah uangnya berkah."

Hal seperti itu bukan sekali dua kali, makanya saya bisa menarik kesimpulan, saat kita mempunyai komitmen untuk berbagi, maka cash flow kita akan diatur oleh Allah, Allah menjamin kita tidak akan kekurangan.  Bukankah sebaik-baik pengatur adalah Allah swt? MasyaAllah.

Selain itu, rajin berbagi juga membuat kita merasa bahagia, hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Dilansir dari laman tempo.co, "Ilmuwan di Swiss menggunakan pemindaian otak untuk melacak aktivitas di daerah otak yang terkait dengan sosialisasi, pengambilan keputusan dan kebahagiaan. Mereka menemukan, bahkan tindakan dengan kemurahan hati yang kecil atau hanya dengan beramal, dapat memicu perubahan otak yang membuat orang lebih bahagia."

Lalu, apa alasan kita takut berbagi? 

Semenjak paham dengan konsep jika berbagi maka Allah akan atur semuanya, saya merasa lebih ringan untuk menyisihkan pendapatan. Karena saya percaya Allah adalah sebaik-baik pemberi pertolongan, dan maha menepati janji. Pun kalau saat itu tidak berbalas harta, maka saya sudah mendapat balasan berupa kelegaan hati, kebahagiaan. Apalagi jika kita ingat banyak sekali hadits atau ayat yang menunjukkan betapa istimewanya ganjaran bagi orang-orang yang mau berbagi. Saya ambilkan beberapa janji Allah untuk orang yang bersedekah dari laman dompetdhuafa.org.

Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

Dan masih banyak lagi.

Saat ini kita juga diberi kemudahan akses yang membuat kita semakin tidak punya alasan untuk tidak berbagi, di Indonesia ada banyak lembaga penyaluran ZISWAF, salah satunya Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa memberikan banyak pilihan layanan untuk menyalurkan donasi melalui: 

  1. Kanal donasi online donasi.dompetdhuafa.org
  2. Transfer bank
  3. Counter
  4. Care visit (meninjau langsung lokasi program)
  5. Tanya jawab zakat
  6. Edukasi zakat
  7. Laporan donasi
Manfaatkan kemudahan tersebut untuk berbagi, insyaAllah harta kita akan disalurkan ke program-program terbaik, dan akan bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang tidak seberuntung kita. Jangan takut berbagi. Berbagilah biar cash flow kita Allah yang atur. Berbagilah, biar masalah harta Allah yang cukupkan. Tidak ada hal yang lebih tepat dari mempercayakan seluruh kehidupan kita sampai pada sendi-sendi terkecil kecuali hanya pada Allah saja. Selamat berbagi duhai diriku dan pembaca semua. 

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”








Comments