Tawakal pada Allah 2



AlDakwah.org---Berikut ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya:
Ketiga: dalam berjihad melawan musuh-musuh Allah SWT, firman Allah SWT yang artinya:
Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu'min pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (QS. 3:121)
ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal. (QS. 3:122)
Segala keperluan dalam berperang, tentu sudah dipersiapkan ketika akan berperang. Artinya, harus ada usaha dari kita untuk mendapatkan kemenangan dalam berperang. Walau demikian, kita tetap diperintahkan untuk bertawakkal kepada Allah SWT, karena menang atau kalah adalah keputusan Allah SWT. Dan firman-Nya dalam ayat yang lain yang artinya:
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu Karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal. (QS. 3:160)
Dalam firman-Nya ini, seolah-olah Allah SWT berfirman: jika kalian dalam keadaan lemah, maka kemenangan ada di tangan Allah SWT, oleh karena itu, bertawakkallah kepada-Nya.
Demikian pula ketika jumlah tentara Islam banyak, kita juga wajib bertawakkal kepada Allah SWT, bukan bertawakkal kepada jumlah tentara yang banyak, karena berpegang kepada jumlah yang banyak tidak akan bermanfaat. Ingat kejadian dalam perang Hunain yang diabadikan dalam al-Qur'an, yang artinya:
dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu,maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, (QS. 9:25)
Keempat: Ketika Bermusyawarah
Firman Allah SWT, yang artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159)
Meminta pendapat orang banyak adalah sebab-sebab untuk mendapatkan kebenaran dan mengambil keputusan yang tepat. Walau demikian, kendati peserta musyawarah adalah para pembesar dari kalangan ulama, setiap mukmin harus tetap bertawakkal kepada Allah SWT. Jangan sampai kita terperdaya dengan kehadiran para ulama besar dengan meninggalkan tawakkal kepada Allah SWT. Karena mereka semua, sebagai manusia biasa, bisa juga tersalah dalam mengambil keputusan atau dalam pelaksanaannya nanti.
Kelima: ketika mencari rizqi
Firman Allah SWT, yang artinya:
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. (QS. 65:2)
Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.. (QS. 65:3)
Dan firman-Nya lagi dalam ayat yang lain:
Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal. (QS. 42:36)
Keenam: ketika membuat suatu perjanjian
Allah SWT menceritakan tentang kisah Nabi Ya'qub AS dalam cerita Yusuf dan saudara-saudaranya dalam firman-Nya, yang artinya:
Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub berkata:"Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)". (QS. 12:66)
Kemudian Nabi Ya'qub melanjutkan ucapannya kepada anak-anaknya:
Dan Ya'qub berkata:"Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun daripada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri". (QS. 12:67)
Ketujuh: ketika hijrah di jalan Allah SWT
Ini adalah salah ibadah yag sangat besar pahalanya karena orang berhijrah meninggalkan tanah air, keluarga dan harta bendanya. Kemudian ia berada di negeri yang sama sekali asing baginya, yang mana semua serba berbeda dengan keadaan yang biasanya di kampung halamannya. Namun semua itu akan menjadi mudah baginya jija ia bertawakkal kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia.Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (QS. 16:41)
(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakkal. (QS. 16:42)
Tidak ada yang memudahkan mereka melakukan hijrah tersebut kecuali dengan tawakkal mereka yang sangat kuat kepada Allah SWT.
Kedelapan: dalam mu'amalah
Nabi Musa AS ketika bersepakat dengan orang shaleh di kota Madyan untuk menikah dengan anak perempuannya dengan mahar memelihara kambing selama delapan tahun, dan jika bisa sepuluh itu lebih baik. Firman Allah SWT, yang artinya:
dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu.Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". (QS. 28:27)
Dia (Musa) berkata:"Inilah (perjanjian) antara aku dan kamu.Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi).Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan". (QS. 28:28)
Wallahu A'lam.
Abu Fatimah az-Zahra (Buletin Jum'at Ar-Risalah)

Comments