Pilih Mana? Menikahi Orang Yang diCintai atau Mencintai Orang Yang diNikahi


hahahaha...pasti pada ngirain ane galau... Tenang, ngomongin cinta itu tidak sama dengan galau, so STOP menjudge orang yang ingin berbagi opini tentang cinta itu "galau" ya. Hmm ga tau kenapa ane tiba2 aja kepikiran tentang hal ini... refer to artikel ane yang dulu yang juga tentang cinta di situ ane bilang bahwa tidak ada jatuh cinta sebelum menikah...

Tapi lagi2 cinta itu  so complicated kan? kalo kata om poconggg cinta itu kayak kentut... di tahan sakit di keluarin malu...

Jadi nahan - nahan cinta itu juga sebenernya ga sehat... terus gimana dong?

Yah sebenernya kalo dalam Islam sih solusinya meriiit... ga usah di tahan... nikahi sajaaa...huaaaa...ngemeng doang sih gampang praktek nya??? (jangan tanya ane, ane juga belom pernah).

Oke untuk hal ini nampaknya harus kembali ke masalah pemahaman tentang Cinta. Ada dua tipe cinta... Cinta sebelum meriiid ato Cinta setelah meriiid. Tipe nya memang beda, tapi hakikatnya sama...

Yang pertama kalo kita mencintai seseorang sebelum meriiid, perlu kita senggol sedikit hati kita, sesungguhnya apa sih yang membuat kita cinta?? kecantikan/ ketampanannya kah?, Kekayaannya kah?, kebaikannya? ato apa nya???


Karena sebelum meriid itu apa2 memang terlihat indaaaah di mato... ih waw senyumnya memukau, ih waw bau parfumnya enak... pasti parfum mahal...Ihh waw dompetnya tebel pasti kartu kerditnya banyak (kartu kredit banyak berarti utangnya banya doong). Tapi setelah nikah? setalah tau kalo dia tidurnya ngorok, setelah tau kalo dia mandinya lamaaaaa bangeeeet, ketika dia mulai keriput... semua berubah....

ya gitu deh kadang kita suka ke sesuatu yang hanya bersifat sementara... ada cerita nih guys...


pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu (Tompi nyanyi Menghujam jantung kyu). Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu. (Ihiiiiirrr, prikitiew)


Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”


Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
sumber

Iiiih cedih yaaa... so sad... ya gitu deh kalo tujuan cinta kita cuma karna hal2 yang berbau fisik dan syahwat maka ia akan luntur seiring lunturnya kecantikan/ kegantengan, maupun hal materiil orang yang kita suka.

Nah tapiiii kalo kalian suka ma tuh orang karna Allah karna niat mau ibadah... yaudah ga usah ragu2... "buruan katakan, buruan kamu katakan, buruan deh katakan, buruan kamu katakan" (Project Pop) ngomongnya langsung ke camer yaa... istilah kerennya langsung khitbah... nah finally u can marry someone u love kaaaan.... selamaaaaat....

Yang kedua Mencintai Orang Yang diNikahi

Nah ini kondisinya bisa macem2, biasanya karena per jodohan, ato keputus- asaan wkwkwk

per jodohan udah jelas kaaan??? yah bisa di jodohin ortu, guru spiritual (ceile guru spiritual), ato ikut biro jodoh :P... jadi boro2 mau jatuh cinta sebelum merit, kenal aja kagak.

Nah buat yang masalah ke putus-asaan ceritanya rada pilu nih : Biasanya ia sudah lelah memperjuangkan cinta dan akhirnya
di tengah lapangan saat hujan deras dan petir menyambar-nyambar...Ia berteriak dengan lancang nya
 "Heeeeeeiiiii siapapun yang mau jadi bini gueee, gue mauuu di apa apa iiinnn. Di jadiin apa aja boyeh. Tapi pliiiiisssss para perawan dan para janda di manapuuun kalian berada nikahi akuuuuuuuuuuuu. Ya Allah tolong kabulkan permohonanku yang satu ini...tolong ya Allah, tolong...."(hiks hiks hiks... )

Tiba2 turun lah Mak Lampir dari atas langiiit....Dengan kikikannya yang khas " Sembara Menikahlah Denganku...ihihihiihihihi" (back son Kisah Romantis Glen Fredly)...

udah ah jangan di lanjutin ceritanya pamali...

Nah buat yang Mencintai orang yang dinikahi ini ane belom bisa bilang apa2--- ane tanya dulu ama pelakunya...

Tapi sepenangkepan ane... ketika kita nikah dulu apapun alasannya... maka disini kita akan belajar... belajar mencintai iler nya yang bauk abis bangun tidur... belajar mencintai cara nya masak... ya gitu2 deh... dan biasanya landasan nikah duluan itu memang karena ingin menggenapkan deen, jadi ia mencari ridha Allah dulu... haha... tooo twiiiiit...

kalo kalian pilih mana dooong?




Comments