IBU Kini Ku Tau...


Betapa hari Jumat menjadi Jumat kelabu buat ku. Bom waktu itu akhirnya meledak juga. Kami saling menyakiti, kami saling menyalahkan, kami berdiri di atas ego masing-masing. Jarak kami dekat tapi hati kami jauh itulah mengapa kami berteriak, hati kami tidak saling mendengar. Aku menjadi manusia paling bengis di dunia, aku menjelma menjadi manusia berhati setan. Aku membuat wanita yang luar biasa tegar itu menangis dan memohon-mohon padaku,anaknya sendiri .

Pagi itu hanya karena satu hal sepele (menurutku), Ibu tiba-tiba memberi pilihan sulit. Aku diminta untuk memilih dirinya atau organisasi. Masa-masa tidak tepat karena saat itu aku sedang di amanahi untuk menjadi koordinator sebuah acara besar yang minim persiapan, dan hari H acara tersebut tinggal dua hari lagi. Maka ku pikir pilihan macam apa ini?? aku tak bisa memilih, keduanya sama penting. Kenapa harus di saat-saat ini?? Kenapa??!! (Jeng jeeng... zoom out syinetrong mode:on)Semua salahku memang, aku tidak bisa membagi waktu dan kerjaan secara proporsional, tidak seimbang. Maka akhirnya kami adu argumentasi, aku mencoba menjelaskan, tapi kemampuan komunikasiku yang buruk membuat suasana makin kacau... akhirnya beliau menangis... dan memohon padaku untuk tetap tinggal dirumah. Aku yang juga sudah menangis sejak perdebatan dimulai semakin menjadi-jadi... aku bingung dan frustasi (lebay) tanpa menjawab apapun aku meng sms beberapa temen panitia. Aku pamit. Aku lari dari tanggung jawab. Aku memilih tinggal dirumah padahal saat itu temen2 sedang sibuk2nya mempersiapkan acara, sebuah pilihan dilematis tapi hanya itu yang bisa kulakukan, mana tega aku melihat ibu menangis begitu??!!

Seharian kami saling diam, kulakukan apa yang ibu pinta tanpa kata (so childish), aku tak mau membantah maupun meng iya kan. Aku hampir gila di rumah, membayangkan teman2 pontang-panting melakukan persiapan. What so bad coordinator. Tapi kalau aku nekat pergi, dan meninggalkan ibu??I'll be the worst daughter ever in the world...

Aaaaarrggghhh....
AAAAaaaaarrggggghhhHHHH.... (menggila)

Sudahlah, akhirnya aku mencoba enjoy di rumah, kondisi ibu dan aku mulai membaik.

Di titik ini aku ingat di tengah lupa ku. Bahwa aku tak serta merta dewasa, bahwa aku dulu di asuhnya, di timang -timang, di sayang-sayang. Di dongengi setiap akan tidur, di rawat ketika sakit, di suapi ketika lapar. Aku ingat di tengah alpa ku, tak sekali ini saja aku membuatnya kecewa, sering- sering sekali, maka dengan segenap upaya nya ia melupakan dosa ku dan tersenyum memaafkan. Ia membiarkanku melakukan apa yang ku mau, ia mempercayaiku melakukan semua yang kusuka. 

Dengan bodohnya kusia-siakan kesempatan yang ia beri, aku mabuk, aku lupa daratan. Aku lupa bahwa rumah bukan hanya tempat, tidur, makan dan buang air. Rumah adalah tempat di mana ada keluarga yang juga butuh di perhatikan, di penuhi hak-haknya. Ada ibu yang menginginkan anaknya di rumah seharian membantu mengerjakan pekerjaan rumah, tanggap kalo ada lantai kotor, siap kalau ada yang butuh makan siang. 

Aku dan Ibu beda jaman, di jamannya ia tak pernah sibuk-sibuk rapat ini rapat itu, ia tinggal di rumah menuruti semua perintah orangtuanya (simbahku). Maka sosok seperti itulah yang ia harap dari ku, yang sayangnya tak bisa kupenihi sepenuhnya. Amanah itu tak bisa kutinggalkan begitu saja (meskipun aku sudah melakukannya).

Baiklah kucoba mengalah sebentar aku berjanji untuk tidak kemana-mana kecuali untuk urusan kerja selama seminggu. Dan senyum itu? senyum itu terurai di bibirnya hanya dengan melihatku di rumah seharian, ia nampak lebih tanang dan senang. Dari caranya melihatku aku tau betapa ia mencintaiku, aku mulai mengerti bahwa ia rindu masa-masa itu, masa-masa di mana aku bermanja, masa-masa di mana aku belum sebesar ini dan se sok tau ini, masa-masa di mana ia selalu di mintai pertimbangan ketika aku akan menentukan sesuatu. I'll do ma best for Mom...I promise... I will.Luv u ummi, ibu, mak'e, Mimi (segala macam panggilan buat ibu ku yg diterima begitu saja tanpa protes)

Nah sekarang pusing lagi nih gimana caranya minta maap sama temen2....whaaa siap2 di balang clurit.... 

Comments