Apa Harus di Bentak?
Tiba-tiba ane di kagetkan dengan hardikan salah satu guru yang ada di luar. "Mas X adalah orang yang sombong, karena tidak mau berdoa!", "Mas Y adalah orang yang sangat sombong karena tidak mau berdoa!", lalu salah satu siswa menjawab dengan nada yang tak kalah tinggi "Ini udah berdoa ust!", "Berdoa dengan main-main itu sama dengan tidak berdoa", si guru menjawab lagi (masih dengan nada yang tinggi).
Sampai disini ane sedih banget, ane membayangkan gimana perasaan anak yang dibentak di depan teman-temannya. Kalau ane yang denger aja sakit, apalagi yang di bentak?!.
Ini untuk semua guru, ataupun orang-orang yang berminat jadi guru. Ane memang masih sangat ecek-ecek di dunia pendidikan, ane juga bukan lulusan sebuah jurusan kependidikan. Ane ambil ilmu murni dan cuma D3 lagi. Ane sangat sadar dalam mengajar ane masih banyak memiliki kekurangan. Tapi ijinkan ane berbagi opini tentang guru yang baik dari kacamata ane.
Guru itu di gugu lan di tiru (di turuti dan di ikuti), apa yang kita lakukan akan terekam di memori siswa, dan siswa akan melakukan seperti apa yang kita lakukan. Kalau kita memperingatkan siswa dengan cara membentak, jangan salahkan mereka kalau mereka tumbuh menjadi para pembentak yang berperangai kasar. Ane yakin bukan ini output yang di inginkan dari pendidikan. Daripada menunjukkan kesalahan siswa di depan teman-temannya, bukankah lebih baik kita langsung memberi contoh bagaimana cara berdoa yang baik?. Ane yakin hati seseorang itu hanya bisa di sentuh dengan kelembutan. cmiiw :(
Comments
Post a Comment