Menangislah Wahai Kaum Adam
sodahead.com |
Kita manusia merdeka,
Merdeka menentukan rasa,
Merdeka memilih emosi
tanpa harus takut di hakimi
Empat baris sesuatu di atas adalah cerminan dari perasaan ane hari ini. Hasil pengendapan emosi yang ane dapat seharian. Hasil dari pengolahan ilmu yang sempat mampir dalam benak dan pikiran ane...
Menangis, kata itu seolah tabu untuk mereka yang bernama pria. Menangis, seperti selalu identik dengan kelemahan ataupun ketegaran wanita. Menangis, seakan-akan membuka celah bagi segala penghakiman.
Dulu, setiap ada temen cowok ane yang nangis orang tuanya selalu bilang "cup cup cup, masak anak cowok nangis sih? anak cowok ga boleh nangis..."
Sejak saat itu ane berfikir laki-laki tidak punya hak untuk menangis. Maka ketika ane melihat lelaki menangis, yang ada di kepala ane cuma satu, dia pasti cowok cemen.
Tapi segalanya bisa berubah, semakin kesini ane semakin paham, bahwa Allah menciptakan beragam emosi bukan hanya untuk satu jenis makhluk saja. Layaknya rasa cinta yang bersifat universal, maka kesedihan yang sering berujung tangispun merupakan kehalalan bagi semua, pria ataupun wanita.
Sore ini lebih tepatnya sejak siang tadi ane di suguhi sebuah pelajaran berharga dari Allah, pelajaran tentang kelembutan hati seorang lelaki. Jadi ceritanya hari ini crew MQ fm ngadain acara nonton film bareng yang langsung di sambung dengan buka bersama. Film yang kami tonton adalah The Message, sebuah film yang menceritakan tentang perjuangan dakwah Rasulullah yang berakhir dengan peristiwa Haji Wada'. Sebelum film di mulai ada orang yang nyeletuk "siap-siap tisu". Jujur ane yang baru pertama kali nonton The Message rada penasaran juga, emang nih film bakal ada adegan yang bikin nangis-nangis ya??. Yah let's see lah. Eh terus ada lagi orang yag bilang "nih tisunya buat mas Zulfan tuh, yang biasanya nangis". Dalem hati rada ketawa juga sih... walaaah tipe imel ternyata (ikhwan melow) haha... #ampun mas Zul ^^v .
Bener di tengah perjalanan pemutaran film, udah mulai kedengeran tuh beberapa isak-isak tangis, eh ternyata mbak Ami yang di depan ane udah meleleh, mbak Rufi yang di depannya mbak Ami juga udah menganak sungai. Lihat ke sudut kanan... yah si mas Zulfan juga uda luber tuh. Ane yang sebelahan ama Mush'ab cuma jadi jasa penyedia tisu buat mereka, dan sumpah sepanjang film kita berdua ga ada nangis-nangisnya. Ga menghayati banget lah nontonnya. Abis suka salah fokus sih --' .
Selesai film di puter kita sharing tentang nilai apa aja yang bisa kita ambil dari film The Message. Pas sampe jatahnya mas Anhar ngomong, beliau sempet berhenti sebentar, nangis dan melanjutkan cerita dengan agak kepayahan. Itu momen yang bikin ane trenyuh banget, beliau bilang "Rasulullah itu sempet minta ditunda untuk di cabut nyawanya cuma buat mengkhawatirkan nasib kita. Ummat-ummat beliau yang amat beliau cintai, tapi coba lihat kita sekarang, apa yang sudah kita lakukan??", menohok banget.
Mas Anhar nangis dengan leluasanya, beliau merdeka dalam mengekspresikan rasa. Ga di tahan, ga di sembunyiin. Dan di antara kita terutama ane, ga menganggap bahwa hal itu adalah hal konyol, ane pribadi malah justru iri, rasa cinta beliau yang begitu besar pada baginda Rasulullah bisa bikin mas Anhar sampe nangis tergugu gugu. Ane sendiri?? ane malah pengen nangis karna ane sadar kalo rasa cinta ane ke Rasulullah itu belum segitu besarnya... sampe-sampe hal semenyetuh itu ga bisa bikin ane mengeluarkan air mata setetespun.
Yang berhasil bikin ane meleleh dan nangis adalah sesi doa yang di pimpin oleh Kang Agus, kayaknya ga cuma ane aja deh... hampir semua yang ada di ruangan pada nangis. Nangis karna doa yang di sampaikan Kang Agus adalah doa yang bener-bener ngena di hati. Nangis karena Kang Agus menyampaikannya dengan sungguh-sungguh, penuh emosi dan ga palsu. Nangis karena Kebesaran Allah dan karena Rahmat kasih sayang Allah. Kami menyatu dalam tangis untuk menyadari betapa lemahnya kami di hadapan Allah, betapa hanya karena Ia lah saat ini kami bisa berkumpul menjadi keluarga besar. Allah memang luar biasa. Allah memang maha segalanya...
Menangislah bila itu membuat kita lega. Menangislah karna bisa jadi hal itu merupakan indikator keras lembutnya hati kita. Menangis tidak ada hubungannya dengan gender, dengan strata sosial. Menangis tidak ada hubungannya dengan jantan atau tidaknya seorang pria...
Maka wahai saudara-saudaraku kaum Adam menangislah...
Menangislah... karena Allah.... hanya Allah... Allah... Allahuakbar
Waktu nonton The Messanger of Rasulullah emang banyak yang meneteskan air mata.
ReplyDeleteYa, menangislah..
Menangis itu hak semua orang, tanpa terkecuali :)