Antara Jogja dan Tepi Barat



Oleh cimatcimut

Excited, itulah yang pertama kali ane rasakan ketika sahabat ane yang juga news director di tempat ane bekerja, meminta ane untuk menghubungi seorang jurnalis di Tepi Barat. “Sekarang di tepi barat baru ada isu hangat nih, warga di sana demo, minta Salam Fayyad buat turun”, “Aku punya temen jurnalis foto di sana yang sekaligus warga tepi barat, kamu kontak dia ya... tema nya kita angkat besok!”. Ya, memang biasanya kami mempersiapkan tema untuk acara “Inspirasi Jogja” salah satu program berita di radio kami sehari sebelumnya, supaya masih In dan ga basi.
west bank

Sebelum menghubungi Musa si Jurnalis tepi barat, ane coba searching dulu tentang kabar terhangat yang ada di sana. Dan sungguh fakta-fakta yang ane dapat membuat ane tak sabar untuk segera menanyakannya pada Musa. Ane ingin mendengar kabar tersebut dari pihak yang mengalaminya secara langsung. Ane ingin tahu apa benar kondisinya separah itu?? How come??

Akhirnya pagi yang dinanti tiba, setelah malamnya ane menghubungi Musa melalui Personal Message, paginya ane harus menghubungi Musa via Skype untuk langsung disiarkan pada program “Inspirasi Jogja”. Pagi itu penyiarnya adalah sahabat ane Nesya Talitha dan Dhian Humaira, sedangkan fungsi ane hanyalah sebagai penerjemah, dari apa yang di sampaikan oleh rekan penyiar ane dan apa yang disampaikan Musa. Alhamdulillah, bahasa Inggris Musa baik, sehingga memudahkan ane untuk mengintisarikannya ke bahasa Indonesia. Dari hasil interview kami selama hampir limabelas menit, ada satu hal yang menyeruak dalam hati ane. Sebuah keprihatinan sekaligus rasa syukur yang mendalam.

Permasalahan yang terjadi di Tepi Barat adalah krisis ekonomi akut, yang salah satunya disebabkan oleh penandatanganan “Perjanjian Paris” yang dilakukan oleh Fayyad dan sangat merugikan warga Palestina. Isi perjanjian Paris antara lain; harga kebutuhan pokok di Israel dan Palestina di sama ratakan, begitu pun dengan pemberlakuan pajak. Israel memegang kendali atas pajak dan kewajiban pembayaran pajak antara warga Palestina dan Israel sama besar. Padahal pendapatan warga Israel 30 kali lipat lebih besar dibanding dengan warga Palestina. Bisa dibayangkan hal tersebut membuat biaya hidup di Palestina melambung sangat tinggi hingga pada akhirnya warga Tepi Barat tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan dikabarkan juga beberapa warga memilih untuk menghabisi hidupnya dengan membakar diri, karena sudah tidak sanggup lagi menahan beban hidup. Menurut Musa salah satu cara menghentikan krisis ekonomi di Tepi Barat adalah dengan menggulingkan kepemimpinan Salam Fayyad dan melakukan pemilihan umum. Dan tentu saja merevisi perjanjian Paris. Setelah berbagi tentang apa yang terjadi di sana, Musa berterimakasih kepada penduduk Indonesia atas segala support yang telah diberikan selama ini. Dengan dukungan dari saudara Muslim di Indonesia, mereka tau mereka tidak sendiri.

Well, ane jadi membandingkan, betapa nyamannya tinggal di Jogja. Dengan segala keindahan alamnya, keramahan penduduknya, ketenangan kotanya, apa yang kurang?? Setiap hari kita bisa beraktifitas tanpa di hantui rasa was-was kalau-kalau ada peluru nyasar, untuk urusan perut dan kebutuhan pokok tentu kita sepakat bahwa Jogja adalah surganya. Harga makanan dan kebutuhan pokok di Jogja alhamdulillah relatif lebih murah. Kepribadian warga Jogja yang kebanyakan nrima ing pandum dan sangat hormat pada keputusan Raja, juga membuat kota Jogja jarang bergejolak. Sampai pada akhirnya ane bercermin dan berbicara pada bayangan di depan ane... “Masih pantaskah keluhan yang menggugat Tuhan keluar dari mulut ane?”

Sahabatku bersyukurlah kita semua, di tengah carut marutnya negara Indonesia, setidaknya kita masih memiliki sisa tenaga untuk memperjuangkan kehidupan. Malu lah kita pada mereka di Tepi Barat saat kita tidak bisa memanfaatkan segala fasilitas yang Allah berikan di negri yang gemah ripah loh jinawi ini dengan baik dan bijaksana. Jangan lupa untuk selalu mendoakan saudara-saudara kita di belahan bumi manapun yang saat ini sedang di uji Allah dengan kedzaliman pemimpin-pemimpinnya... wallahua’alam

Comments

  1. pic dan kata-katanya sangat menyetuh . :)
    kalo boleh saran , Perbanyak pic nya biar lebih menarik ..
    Simak Tantangan Kreatif Blogger Berhadiah Mingguan & Grandprize Android

    ReplyDelete
  2. Jogja adalah kota budaya yg menjadi acuan budaya dan seni nasional. Mari kita jaga nilai2 luhurnya bersama2 :)

    ReplyDelete

Post a Comment