Intensitas
http://pinterest.com/pin/3377768440866631/ |
Intensitas itu erat kaitannya dengan kwantitas. Seberapa sering kita... berapa kali kita... berapa lama kita... ya itulah kwantitas, suatu hal yang berhubungan dengan bilangan dan frekwensi. Jika awalnya ane berfikir bahwa kwantitas itu tidak lebih penting daripada kwalitas? maka seiring berjalannya waktu, ane mulai merasakan keniscayaan dari kwantitas utamanya intensitas.
Terima tidak terima, ternyata kekuatan ikatan hati kita bisa ditentukan dari seberapa seringya kita bertemu ataupun seberapa seringya kita berinteraksi. Sikap kita dengan orang yang selalu kita temui setiap hari, tentu akan berbeda dengan sikap kita pada orang yang hanya kita temui seminggu sekali. Intensitas pertemuan yang banyak disadari atau tidak membuat hubungan menjadi semakin akrab, keakraban ini pada akhirnya menciptakan sebuah kesolidan dan kesolidan ini akan timbul secara natural dan akan sangat sulit untuk dibuat-buat, kecuali kalian sedang main sinetron putih abu-abu. Ok lupakan...
Ada sebuah ilustrasi....
Dua buah kelompok, sebut saja kelompok pertama bernama ciki-ciki sedangkan kelompok kedua bernama bum-bum. Bila digabungkan akhirnya terbentuklah kelompok ciki-ciki bum-bum... :D, oK ga penting.
Kelompok ciki-ciki dan kelompok bum-bum ini sama-sama berkecimpung diranah sosial. Bedanya kelompok ciki-ciki diisi oleh orang-orang yang sibuk dan punya kegiatan lain diluar kerjaan ciki-ciki, sehingga mereka hanya bisa saling ketemu maksimal 3x 1 pekan. Sedangkan kelompok bum-bum adalah kelompok dengan orang-orang yang memang fokus ngurusin kerjaan di bum-bum, mereka bisa ketemu hampir tiap hari. Nah karena di Bum-bum ini orang-orangnya bisa ketemuan tiap hari, maka disela rutinitas kerja, mereka ada waktu buat bercanda, buat ber Tong Fang ria, buat maen-maen GeJe... makan-makan , nonton... dsb. Di situlah naluri kesolidan terbentuk, suasana kerja jadi kaya suasana main yang menyenangkan. Sedangkan di Ciki-ciki, intensitas pertemuan mereka terbatas, makanya mereka harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, kalau ketemuan ya... dimanfaatkan untuk ngebahas kerjaan di ciki-ciki. Ketika mereka saling ketemu, mereka bagai ngebaca tulisan "AMANAH" dijidat temen yang ada dihadapannya. Jadi mau ngajak maen-maen rasanya rada susah. Dan akhirnya kesolidan pun gagal dibentuk.
Ga ada yang salah dalam hal ini. Yang salah adalah sikap ane yang kurang ajar dan egois, meninggalkan ciki-ciki demi mendapat kenikmatan bum-bum, rasanya pengen mem balance kan... tapi berpijak di dua hati itu bukan perkara mudah. Apalagi membalancekan dalam hal intensitasnya... rasanya hampir indak mungkin. Mungkin mundru teratur dari salah satunya merupakan tindakkan yang paling wise. Mungkin lho... tapi siapa sih anak ingusan ini yang sok tau tentang arti kata wise...??
Ya... sudahlah toh mendung menggantung yang tampak dari jendela di lantai dua ini, ikut menyemarakkan hati ane yang diliputi ragu. ^^ cheers
*Jadi mikir orang biasa yang punya istri lebih dari satu segalau ini ga ya?
ya jelas punya istri banyak lebih galau atu neng
ReplyDeletesalam solid blogger BSO
ehehe... iya ya? pengalaman kayaknya :D
ReplyDeleteIntensitas emang sangat diperlukan untuk membentuk harmonisasi tim dalam definisi yang luas tentunya.. hehehe..
ReplyDeletewaa...berat nih bahasanya. Makasih suda mampir :)
ReplyDelete