Dan Mau Nggak Mau Hal "Ini" Harus Dibahas Sama Ortu
www.videomaker.com |
Ane memang tergolong dekat sama orangtua. Apapun ane obrolin kecuali satu hal yang sangat sensitif .JODOH. Haha nggak tau kenapa ane masih shy shy cat kalau harus ngomongin masalah ini dengan serius. Yah gimana ya, rasanya geli aja. Padahal kalau dipikir-pikir sangat penting untuk membuat orang tua paham dan menerima konsep pernikahan kita. Mereka tentu tidak akan sama dengan orangtua lain yang anaknya disamperin cowok tiap malem minggu. Ane, mau sampai kapan juga nggak bakal tuh disamper-samperin. Ya karena ane menganut paham tidak akan pacaran sebelum nikah. Tapi kalaupun ane menganut pacaran sebelum nikah sepertinya tetep nggak ada juga yang mau sama ane. Teman-teman malu bermain dengan ku hiks hiks (nangis goer-goer).
Yaa tapi untung ane berhasil menyampaikan sama ibu kalau ane nggak mau pacaran. Nggak mau yang bener-bener nggak mau. Dulu Ibu sempat protes "lha terus mau gimana kalau nggak pacaran? kaya milih kucing dalam karung!" , ya elah nggak gitu juga kali Mom. Bukan asal comot emas-emas yang baru pada seliweran di jalan juga. Ada prosesnya Mom, namanya taaruf.
Udah... habis itu ane nggak pernah bahas-bahas lagi masalah pacaran. Sampai pada akhirnya di suatu kesempatan yang menyesakkan. Salah seorang family bertanya "Dhita udah punya pacar belum?". Ane senyum kalem. Dan berharap semoga dia tau bahwa senym itu artinya belum eh tidak. Tiba-tiba ibu ane yang jawab "Dhita nggak mau pacaran kok" sambil pasang tampang bangga. AAaaKKKKWWW!! Ane ngejerit seneng dalam hati. Berarti... berarti.... ibu udah paham kalau ane nggak mau pacaran. Berarti ibu nggak galau kalau malam minggu nggak ada cowok yang main kerumah. Yes yes.
Langkah berikutnya. Seperti semua orang tau. Ane pengen punya suami seorang bule. Nah ini nih yang rada susah ngomong ke orang tua. Karena tidak semua orang open dengan perbedaan. Beda pulau aja kadang riweh, lah ini beda negara. Tapi kemarin tanpa diduga ane bisa menyampaikannya. Dengan santai dan sambil becanda. Rasanya plong...
Jadi ceritanya kakak ane yang dari Lampung mau ke Jogja. Ibu bilang "kenalin sama temenmu sana (ikhwan)", "ya kalau aku ada kenalan buat aku dulu kali miii". Terus ane buru-buru meralat "nggak ding, aku maunya nikah sama bule" deg-degan beberapa saat, menunggu reaksi ibu. Pasang tampang nggak suka "Halah ngapain sama bule", yo kan perluasan wilayah mi, nggak cuma di Indonesiaaaa terus", "Bule suka selingkuh, nggak setia", " yang orang Indonesia juga banyak yang suka selingkuh. Kapan itu bule yg kita lihat di Mirota, punya istri orang Indonesia, jilbaban. Kayaknya si bule sayang banget sama istrinya", "cuma diluar aja", "mana kita tau mi","agamane pie?". "bule banyak yang sholeh kok..." kelihatannya ibu mulai berubah pikiran. Mungkin membayangkan wah kalau Dhita nikah ma bule pasti anaknya lucu-lucu :D. "Makanya mi, belajar bahasa Inggris dari sekarang. Siap-siap kalau besok punya mantu bule", "Oh dia harus bisa bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. " Oke Fine! tak masalah. Ane rela kok jadi guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa buat dia.
Oke berarti masalah bule sudah clear ya... at least besok kalau kembarannya Michael Buble ngelamar ane, dan ane mau--ibu nggak nganggep ane penghianat Bangsa! #aseeek
PR berikutnya adalah menjelaskan tentang walimah syari. Yang nggak usah make up an tebel-tebel kaya cewek mau ngelenong. Yang tamunya dipisah. Yang mengutamakan untuk ngundang anak yatim. Yang gitu-gitu lah. Sederhana aja nggak usah sampai ngabisin duit bermilyar-milyar. Kalau semilyar cukup kenapa harus bermilyar-milyar, Ya to?
Ini pelan-pelan karena babe masih nggak suka sama konsep tamu dipisah-pisah, katanya ribet dan aneh. Baiklah ayahanda mari kita cari wn win solution nya... :)
wahihihi, temenku dulu ada yang nikah sama bule iran lho. cakep pisaannn. udah gitu agamanya mantep. dan kerennya lagi, di rumah tangga mereka ada 4 bahasa. jawa, arab, indonesia dan inggirs.
ReplyDeletegudlakkkk yak dit (peluk peluk)
aaaak makasih atas dukungannya kak rofi... jadi penen cepet-cepet ketemu buble, eh bule :D
Delete