My Mother , My Best Supporter


Kalau mengenang hal ini rasanya geli sendiri. Kok bisa gitu kejadian kaya gini masuk dalam salah satu episode kehidupan ane?

Waktu itu Jogja lagi panas-panasnya. Ane masih duduk di bangku SMP. Kira-kira jam satuan habis istirahat... trotong trotong trotong... terdengar suara berisik-berisik dari suatu tempat. O mai Gad that's my mom sitting on the jok of our pespa (Dulu vespa ini satu-satunya kendaraan kami. Dan dia harus rela ditunggangin manusia-manusia segede gaban seperti ane, babe, dan tentu saja ibu. Alhamdulillah sekarang dia udah punya pemilik baru yang lebih kurusan. Selamat Nak!) Oke lanjut. Ada apa gerangan si Mamak tiba-tiba datang ke sekolah? perasaan paginya aku udah cium tangan kok. Jangan-jangan mau kasih uang saku tambahan. Asiiiik. 


Ane ijin keluar kelas untuk ketemu ibu, tau apa yang terjadi sodara-sodaraaaa.... ternyata Ibu mengajak ane ijin dari sekolah. Ane sih seneng-seneng aja, secara apapun pelajarannya ijin selalu terdengar seperti surga. Eits, tapi ijin buat kemana dulu nih? Setelah denger ibu mau ajak ane kemana, ane langsung pucet dan tiba-tiba jadi anak yang cinta belajar. "Nggak ah aku mau sekolah aja". "Eh, ayok to ikut!", rada maksa gitu. Yah apa boleh buat, daripada ane dipecat jadi anak ane nurut-nurut aja.

Akhirnya ane pun ijin cabut dari sekolah. Semua guru menyemangati ane, dan seolah-olah menaruh harapan besar di pundak ane. Sepanjang perjalanan ane cemberut. BT nggak abis-abis. Sebel karena harus berpanas-panas di atas vespa yang jalannya kayak siput demi sesuatu yang nggak ane pengen.

Sampai di suatu tempat, vespa ane mogok. Beh tambah mangkel lah ane. Dalam hati ane menyalah-nyalahkan Ibu. Ngapain sih musti kesana segala. Tuh kan macet, harus nuntun deh! Ane minta pulang, tapi Ibu kekeuh pengen ngajak ane kesana. Karena ibu ane adalah titisan wonder woman jadi beliau santai aja menuntun vespa yang lumayan berat itu. Iyalah vespa kan bodynya tercipta dari besi. Terus kami berhenti di suatu tempat untuk minta tolong orang benerin vespa. You know what, ane maluuuu banget. Malu kenapa Allah kasih kami vespa butut yang berisik dan gampang macet. Ane malu karena banyak mata memandang kami dengan tatapan aneh, kasian, campur geli mungkin. Tapi ibu santai aja. Dia tetep cuek. Pikirannya hanya fokus ke bagaimana supaya si vespa segera sadar dan kami bisa segera sampai di tempat tujuan.

Ane hampir nangis "Udahlah, ini tuh berarti kita nggak direstui". Ibu diem, tandanya ane nggak boleh berisik lagi. Trotong trotong trotong... Akhirnya vespa ane siuman dari pingsannya. Dan kami berdua melanjutkan perjalanan. Sampai di tempat (Jogja Expo Center) ane langsung mlongo karena disana manusia-manusia udah berkerumun kaya semut. Yap inilah audisi Pop Star Indonesia! Ibu ane tau banget ane suka nyanyi. Dan dia pengen anaknya ini berani tampil di depan umum. Bukan cuma sekedar menghibur kecoak-kecoak dan cicak yang ada di kamar mandi. "Aku nggak mauuuuu", tapi tangan ane ditarik "Ayok lihat dulu". Kami berdua membaur dalam lautan manusia. Ibu ane dengan segenap kekuatan menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalan kami. Hush hush. Tibalah kami di meja panitia untuk mengambil formulir. Daaaan, si panitia meminta KTP ane. Lah mana ada? kan ane masih SMP. "Iya buk, jadi syaratnya harus punya KTP", kata seorang mas ganteng yang bodynya macho tapi kelingkingnya ngetril. Dalam hati ane teriak girang sambil sujud syukur. Yes yes, kaga jadi audisi. "Wah, nggak bisa ya bu?" pura-pura sedih. Ibu memandang ane sambil tersenyum, lalu beralih lagi ke masnya "Walah mas, masak nggak bisa?? saya udah jauh-jauh lho", dan entah apa yang terjadi, mungkin masnya capek ngeladenin ibu ane yang ngeyel, akhirnya ane dapet nomer dada untuk audisi "tapi kami nggak janji anak ibu bisa keterima lho ya",  " iya-lya", jawab ibu sambil mengajak ane pergi. Ternyata, ibu ngeyel begitu supaya ane nggak kecewa.

Kami berdua jalan-jalan di JEC menuju tempat audisi dan demi melihat tampang ane yang pucet banget ibu membebaskan ane buat nggak ikut audisi. Ane seneng banget. Hampir nangis saking senengnya. Gimana ya, ane tuh orangnya pemalu, nggak suka tampil gitu. Suka pengen pingsan kalau nyanyi dilihatin banyak orang #halah. Akhirnya kami hanya mengamati gaya orang-orang yang semangat ikutan audisi pop star supaya tenar.

Hari itu setelah puas melihat semagat orang-orang, kami berdua kulineran di JEC sambil membahas sesuatu. "Lihat tuh, orang-orang itu kalau mau meraih mimpi totalitas. Meskipun ini baru audisi di tingkat lokal, mereka udah total dandan, total bawa alat musik, total latihan. Karena mereka ingin menampilkan yang terbaik". 

Asli, di setiap tempat audisi. Audisi apapun! Kita bisa melihat orang-orang melakukan sesuatu dengan penuh ambisi. Orang-orang yang memperjuangkan passionnya. Kalau ambisi itu disalurkan buat dakwah ane yakin hasilnya akan lebih wow!

Lumayan lama kami di sana. Sampai maghrib, dan kami melihat orang-orang yang bercucuran air mata karena tidak lolos audisi. Orang-orang yang tidak terima karena merasa dirinya lebih baik dari orang-orang yang lolos audisi.

"Kalau kita sudah total melakukan sesuatu, tapi ternyata hasilnya nggak sesuai harapan nggak usah nangis. Itu semua pasti yang terbaik. Allah kan tau mana yang paling bagus buat hamba Nya", dan ane mengangguk-angguk mengerti. 

Malam itu, meskipun tidak jadi ikut audisi, tapi ternyata ane bangga punya nomer dada yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Ane senang pernah berjuang berdesak-desakan diantara ribuan manusia untuk mencapai satu hal. Ane menyimpan arti berjuang di dalam hati, dan hal itu ane bawa sampai sekarang. Ane menjadi orang yang nggak gampang patah arang saat gagal pada satu hal. Itu semua karena audisi pop star yang awalnya ane anggap konyol.

Yah itu lah ibu. Seseorang yang sangat kuat mempertahankan apa yang dianggapnya benar. Seseorang yang tidak memiliki kata TIDAK BISA dalam kamus hidupnya. Seorang ibu yang siang malam banting tulang (dibantu bapak) untuk menghidupi keluarga kecil ane. Seseorang yang selalu ingin membantu putrinya mewujudkan impian. Supporter garda depan yang tidak pernah lelah menyemangati ane dengan segenap kekuatan yang dia punya. Itulah ibu. Itulah ibuku.

Love you ibuuuuu,,,, 

Ibu ajari aku semua...

Sekali lagi terimakasih... IBU... <3



Comments

Post a Comment