Terimakasih Sudah Mengerti

Pagi tadi sebelum ngantor tiba-tiba kami (aku dan ibu) membahas masalah pernikahan. Kira-kira begini bunyinya.

"Ibu mulai ngumpul-ngumpulin duit buat kamu nikah nih. Waktunya kan udah..."
"Nggak lama Mi, paling taun depan" (muka santai)
(Muka nggak santai) "Emang udah ada calonnya?"
"Yah nanti kalau ada bule ngelamar, langsung dah"
"Bule dari mana? bule nyasar?" (muka mulai santai malahan ngomongnya sambil bercanda)
"Yah siapa tau ada yang tiba-tiba nyasar mau beli roti tempat kita" (masih becanda, dan sbenarnya bercanda adalah keahlian ane untuk mengalihkan topik dari hal-hal sensitif macam ini)
"Ibu mah terserah kamu aja, terserah Allah ngasihnya. Kalau dikasih bule nggak papa, tapi kalau ternyata enggak ya jangan terus nggak nikah"
"Iya mi, santai. Nikah tuh sebenernya murah lho. Bayar KUA paling cuma berapa. Tapi kebanyakan orang mikirin masalah image-image dan image sih" (serius ngajak diskusi)
"Iyo. Kalau ibu mah santai."

I know Mom. Ibu sama Bapak tuh orang paling santai dan moderat di seluruh dunia yang nggak banyak mikir apa kata orang. Yang selalu lebih percaya sama anaknya yang tengil macam ane daripada apa kata orang. Thaaaaanks a looot. It help me much Ibu <3

Nggak buru-buru punya mantu kan? Prosesnya pasti ada, tapi belum sekarang ya. Nanti, mungkin tahun depan atau kapan. Santai

Comments

Post a Comment