Ia Teduh

Aku berusaha, meski tidak keras. Meninggalkan suaranya di belakang.
Aku ingin yang ku dengar hanya gema-gema yang akan lenyap ditelan jarak.
Jauh-jauh dan jauh keujung sana.
Tapi sejauh aku berlari, suaranya ikut mengejar menghampiri.
Melambaikan sunyi yang menggoda, menghanyutkan selembar daun di atas sungai kesenyapan.

Ia ramai tapi sepi. Ia renyah tapi miris.
Ia riang tapi nelangsa. Ia mengerti aku dalam dua sisi bertentangan yang utuh.
Menerima tanpa mencela. Ia adalah suaranya. Bait-bait lagunya. Lirik-lirik tuanya. Melodi klasiknya.
Ia merengkuh tanpa mengeluh. Mendamaikan tanpa pura-pura kasian.

Ia Teduh.

#DiUjungMalamBertanggungJawabAtasIniSemua

di ujung malam, di antara lelap dan sadar
mulailah sekarang bernyanyilah bersamaku
di ujung malam, di antara lelap dan sadar
mulailah sekarang menarilah bersamaku
sunyi ini merdu seketika
di ujung malam, di antara lelap dan sadar
mulailah sekarang menarilah bersamaku
sunyi ini merdu seketika

sunyi ini merdu seketika 

 Payung Teduh


Comments