A lil Journey of Buku Cimatcimut (Catatan untuk muslIMAT yang CantIk dan IMUT)


Hai Februari... selamat datang. Bau malam tuh emang sedep bener, ditambah bau chiffon yang baru dipanggang oleh babe dan sembribit dari angin di luar. Oh ya, jangan lupakan juga pancaran hangat suhu tubuh si kucing yang ada di samping ane. Udah Februari aja, kalau udah ganti bulan tuh rasanya pengen ngambek sama diri sendiri, 30 hari sebelum ini udah ngapain aja, ngehasilin karya apa? dan kayaknya kok dikit banget ya yang bisa ane capai di bulan Januari, tapi alhamdulillah semua harus di syukuri. 

Salah satu yang sangat ane syukuri banget di bulan Januari adalah bisa ketemu sama orang-orang dibalik terbitnya buku ane ke depan. Rasanya masih nggak percaya aja bahwa semua ini beneran nyata. Bisa nulis buku sendiri? mimpi kali, tapi mungkin Allah tau hamba Nya ini kalau nggak dikasih bakal nangis gower-gower makanya Allah kasih lah kesempatan buat ane ketemu sama orang-orang yang pada akhirnya membuat ane bisa bikin buku tulisan sendiri.


Sebut saja Arif, Arif yang lebih sering ane panggil dengan sebutan Surip. Ane lupa kapan pertama kali ketemu dia, mungkin di smart syuhada ya. Siapa yang menyangka bahwa pertemuan ane dengan Arif bisa membawa ane ke takdir yang lebih jauh.

Dia yang berpergaulan luas itu kenal dengan orang-orang dari Pro U media. Sebut saja namanya Mas Zudhi, dan Pak Eko (#bukan Paket ekonomis). Entahlah dari ngobrol-ngobrol ringan mereka sepertinya tercetuslah sebuah ide bahwa Pro U ingin menerbitkan buku dengan bahasa gahol ala anak-anak jaman sekarang, dan si Surip ini merekomendasikan blog ane - cimatcimut. Jauh sebelum itu sebenarnya Surip pernah menginformasikan ke ane tentang hal itu (Pro U yang pengen cari penulis gahol), tapi waktu itu ane sedang nggak kepikiran buat bikin buku non fiksi, di Pro U lagi, aduh ngelihat nama-nama penulis pro U macam ustad Faudzil, Ust. Salim, Ust.Fatan dengan kualitas tulisan yang emejing, ane pikir -- nggak mungkin lah tulisan ane bisa mejeng di sana. NGGAK MUNGKIN!

Lalu di suatu siang, saat ane sedang nungguin almarhum Om Arif di rumah sakit, sms itu dateng. Sms dari pak Eko yang intinya menawarkan kerjasama. Terus ane berfikir, wah ini kesempatan. Kesempatan untuk 1. Mewujudkan keinginan sebagai penulis. 2. Mendapatkan penghasilan dari menulis. I know my niat was very very njijiki kalau orang jaman sekarang bilang mah. Tapi ane coba jujur pada diri sendiri ane nggak menampik hal itu.

Akhirya diskusi  berjalan. Ane ketemu dengan mas Zudhi (sampai sekarang masih lupa, status beliau di Pro U itu apaan -_-) tapi setahu ane mungkin dia kaya chief editor gitu kali ya? yang menentukan sebuah naskah lolos atau tidak. Dia ngasih PR ane buat nulis tentang perempuan dengan gaya yang ada di cimatcimut. Jujur saat itu ane mulai mikir keras. Gaya cimatcimut? yang kaya apa? karena tulisan ane di tahun 2011 itu beda dengan tulisan di tahun2013. Segala sesuatunya berkembang. Di tahun-tahun 2013 ane baru suka-sukanya nulis fiksi yang sok sedih-sedih yang jelas njomplang kalau dibandingin tulisan cablak bin sok teu di tahun-tahun sebelumnya. Tapi ane sampai pada kesimpulan, sepertinya ane bisa belajar untuk nulis dengan "gaya" seperti dulu lagi. Ane iya in lah PR itu.

Yang paling menyenangkan dari proses pembuatan buku cimatcimut adalah saat ane jadi keluarga besar Pro U yang memungkinkan ane buat diundang ke acara jagongan penulis dan media untuk membahas kejayaan Islam beberapa waktu lalu. Sebuah acara sehari semalam, yang luar biasa. Bayangin, kita bisa ketemu orang-orang yang sangat merindukan surga di sana. Yang dengan ngelihat muka-muka mereka aja rasanya ane pengen tobat seketika. Mereka serius banget buat balikin kejayaan Islam . Ane ketemu sama orang-orang dibalik dakwatuna, muslimdaily, Aulia masih banyak lah. Pertemuan dimulai dengan tema pentingnya dakwah disampaikan oleh Ustadz siapa gitu (afwan ustadz bukannya ga cinta tapi ane beneran lupa) yang bikin ane ngerasa kaya dilempar dari Mount Everest. Otak ane kebuka, hey! lo tuh di sini dikasih kesempatan lebih besar dari sekedar dapet royalti nulis. Lo tuh disini diberi kemudahan oleh Allah buat berdakwah. Apalagi setelah ngobrol dengan bunda Rochma (salah satu penulis Pro U ), beliau ini kegiatan dakwahnya luar biasa. Ya nulis, ngajar, nge liqo'i, jadi admin ODOJ, ngis bedah buku, seminar dll dsb. Masya Allah. Ane malu- maluuuu banget sama isi kepala ane yang matre luar biasa. Dari sana ane mulai reorientasi niat, semoga Allah memaafkan kekhilafan ane dan mau menerima niat ane yang baru.

Ane sadar bahwa tulisan ane harus bervisi, harus ditulis karena ane tau betul perempuan terutama yang baru mengenal Islam butuh bahasa yang mungkin lebih halus, lebih "mereka" sehingga bisa diterima.

Tobat... ane tobat dari niatan-niatan yang nggak lurus di depan. Dakwah ini nggak sebanding jika harus dikonversikan ke mata uang berapapun jumlahnya. #ndepis di pojokan minta dimaafin.

Proses berikutnya setelah naskah ane jadi adalah ketemu dengan editor, ngobrolin tentang naskah dan bentuk bukunya bakal seperti apa. Excited banget, rasanya seru kaya mau ngelahirin  tapi bisa kita request bentuk anaknya kaya apaan.

Si editor ini namanya mas Hoeny, Hoeny Liviando (menurutku jenenge apik banget, jadi terispirasi bikin nama karakter pakai liviando ^^v). Ane bersemangat saat nerima editan dari dia. Pertama karena ane pengen tau bagian mana yang harus diperbaiki yang kedua karena ane penasaran-editor tuh cara kerjanya gimana sih?

Naskah ane di stabilo secara digital, iya, ane nerima soft copynya. Beliau mengganti beberapa diksi atau kalimat yang kurang tepat, ane baca-baca setelah didandani ternyata tulisannya emang jadi better. Ada beberapa juga yang harus diganti ide pokoknya. Beberapa harus diubah dari kutipan manusia barat jadi kutipan hadits-hadits. Bahkan ada satu bab yang harus dirombak total. But I enjoyed it. Kita semua memang butuh orang lain buat nunjukin kekurangan kita dan mengarahkannya jadi sesuatu yang lebih baik. Setelah diedit dengan tambahan pengetahuan dari editor ane yakin cimatcimut jadi lebih berisi daripada ketika tulisan itu cuma berasal dari otak ane.

Pindah ke bagian desain kover dan ilusrtrasi. Pas lihat disain yang diajuin sama penerbit,ane syok. Ane merasa desainnya kurang pas sama buku ane, katanya itu semua adalah ide dari si boss. Tapi ane beneran masih belum bisa nemuin logika antara desain kover dengan isi buku. Meskipun kalau pada akhirnya desain itu yang dipakai, ane sih ho'oh aja. Ane yakin pengalaman boss Fani selama bertahun-tahun jadi CEO Pro U bisa membuat beliau tau mana yang terbaik. Tapi ternyata mereka terbuka untuk berdiskusi, akhirnya ane menggambarkan (dengan nyerocos pastinya), desain kover yang dipengenin kaya apa sih... and bla bla bla. Sampai sekarang masih merasa bersalah sama Mas Rama yang bikin desain kover awal karena kayanya waktu itu ane kelewatan. Ekspresi ane yang syok dengan argumentasi-argumentasi ane yang sotoy mengesankan kalau ane nggak menghargai karya beliau. Ampun banget, ampun ane nggak bermaksud. Ane tau semua pasti dibuat dengan meluangkan pikiran, waktu dan tenaga, tapi ane langsung deny gitu aja. Maaf - maaf dari hati yang paling dalam maaf mas Rama. (Mau ngomong langsung, bingung gimana caranya). Setelah ngobrol-ngebrel panjang, alhamdulillah boss Fani setuju kovernya diubah. Disesuaikan dengan isi buku. Beliau berusul nanti gambarnya gini-gini gitu ... gimana? (rahasiaaaa) hahaha #ketawalicik.

Terus ketemulah ane sama mas ilustrator sekaligus kover desainer - mas Fery. Nah disitu dibahaslah penampakan cimatcimut nanti bakal kaya apa. Pas ane ngomong, mas ilustratornya bikin sketsa... whaaa sketsanya lucuk. Ane seneng karena beliau mau menampung segala masukan, termasuk yang aneh-aneh (bahkan beliau punya ide yang lebih gila lagi, ane sepakat banget kalau ide itu diwujudkan wkwkwkw). Ini yang paling ane penasaranin, ane penasaran sama kovernya bakal gimana. Haha. Untuk ilustrasinya nanti bakal disesuaikan sama bab-bab yang ada di dalem buku. Ane mah percaya mas Fery pasti bisa bikin desain yang kece.

Last, ane balikin revisian ke mas Hoeny. Sekarang cimatcimut baru masuk ke proses edit tahap 2. Habis itu bakal di lay out sama mas Arya moslem biar enak dibaca. Biar nggak bikin mata merah. Biar cimuters nggak musti bayar dokter mata dan nyaman saat baca :) . Abis itu diutak utik, digabung sama ilustrasi and the balh blah blah. Masuk percetakan. Di plastikin. Terus udah deh. Rencanannya terbit Februari ini , mohon doa ya supaya semua lancar. Sebelum buku itu terbit masih banyak kemungkinan yang terjadi. Apapun bisa terjadi, sama kaya jodoh sebelum bener-bener ada ijab qobul semuanya masih milik bersama eh maksudnya semua masih mungkin terjadi. Makanya, mari kita berdoa yang terbaik. Untuk semua pihak.

Cimatcimut itu awalan, salahnya masih banyak, kekurangan masih ada di sana sini. Mungkin dalam dakwah juga ada level-levelnya kalau kaya ust Faudzil dkk mungkin levelnya udah jendral. Sedangkan ane adalah kroco-kroconya namun sekecil apapun peran kita, harusnya sih kita tetep bisa optimal biar Allah kasih kesempatan kita buat naek level #ceilah sok banget omongan gue.

Dan satu lagi ane belajar. Semuanya udah ditakdirkan secara sistematis. Adanya cimatcimut kelak inshaaAllah. Itu semua karena skenario yang udah Allah atur , mulai dari adanya penemu blogger, adanya seorang bocah tengil bernama dhita yang ngeblog karena putus asa sama facebook dan tim-tim lain yang membuat kita jadi satu jamaah.  Kedepannya cimatcimut ini mungkin aka berhubungan dengan takdir lain yang ane masih bener buta tentang itu. Tapi harapan ane semoga takdir baik. aamiin

Wassalam

gambar : google


Comments

  1. Subhanallah, mbak Dhita.. :D
    Semoga perjalanan menulismu berkah. ^_^
    Mulai singsingkan lengan baju nih ane, masih jauh ketinggalan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin aamiin ya Rabb
      Semangaaaaat kiki.... jauh ketinggalan. Kate siape? Aku ada satu shaf di belakangmu #eh

      Delete

Post a Comment