Alhamdulillah, I'm Part of MQ FM Jogja


Hei, hei, pagi ini saya ingin flash back ke beberapa tahun sebelumnya. Ketika saya masih muda, saat wajah saya mirip Angelina Jollie, oh forget it, Angelina Jollie udah tua. :D

 No, but seriously, saya ingin mengingat masa-masa di mana saya baru lulus kuliah dan harus cari kerja. Saya termasuk orang yang cukup PD bahwa saya akan mudah dapat kerjaan. Ya tentu saja saya nggak pernah ngarep buat jadi manager sebuah perusahaan bergaji 10 juta dengan modal saya yang hanya lulusan D3 Bahasa Inggris, ah saya tahu harusnya waktu itu saya bercita-cita jadi mentri. Tapi waktu itu Bu Sussie belum jadi mentri jadi saya nggak punya role model yang baik, saya juga gak tahu bahwa Adam Malik hanya lulusan SD. Hei guru sejarah, bagaimana bisa Anda menyembunyikan semua ini? 

Intinya waktu itu saya yakin sekali bahwa akan mudah bagi saya untuk jadi guru. Meskipun teman saya bilang, nggak mungkin lah lulusan D3 jadi guru, yang S1 aja banyak yang nggak keterima. Ah, thank you, setidaknya saya tahu bahwa di dunia ini bukan hanya saya yang terkadang pesimistis :D

Dan sesuai rencana Allah, saya kirim berkas dan keterima sebagai guru honorer. Alhamdulillah. Karena saya hanya guru honorer maka jam ngajar saya menyenangkan sekali. Sehari paling hanya ngajar 2 kelas sampai 3 kelas. Habis itu ai fil friiiii... (oke saya sedang di taman bunga dan menari-nari seperti kak Rini- tapi saya tidak berani menjatuhkan badan, saya tahu banyak serangga di sana). Di tengah keseloan itu seorang teman mengabari bahwa radio MQ fm Jogja sedang buka lowongan penyiar. What? Penyiar? of course i'll give it a shot. Dari jaman SMP saya begitu senang dengar radio. Malam sebelum tidur biasanya saya dengar Yasika fm, kind of... "Memory, kemarin pacar aku ketabrak truk..." diiringi dengan backsound ost Endless Love yang menyayat ... 

Somehow saya ingin jadi orang dibalik microphone itu, yang bisa mengisi kesunyian orang, jadi seorang sahabat nyata yang tak terlihat. Seiring berjalannya waktu, Saya paham bahwa ada batas-batas ketika saya ingin jadi penyiar. Tentu saya ingin jadi penyiar yang bisa memberi value, termasuk musiknya pun harus musik positif, radio itu juga harus tahu bahwa perempuan tidak bisa diminta siaran malam-malam. Harus diakui bahwa suara wanita sebenarnya cukup menimbulkan fitnah, im sorry bout that, dan saat malam hari akan lebih berbahaya lagi. Maka harus ada batas. Daaaan.... MQ fm adalah tempat yang sempurna.

Awalnya saya pikir bergabung di MQ fm, yah saya akan siaran begitu saja. Tapi ternyata saya merasa sangat nyaman di sini. 

Dari segi pekerjaan :

buat orang cerewet, siaran itu kaya kamu laper terus disuruh makan


Segala hal yang saya kerjakan di MQ adalah hal yang saya suka, siaran, take voice untuk iklan, bikin skrip berita, dll

Dari segi teman kerja :

ya, simpulkan sendiri

Kalau kalian pikir MQ fm berisi orang-orang yang, well eum abid, atau alim, atau gak bisa diajak bercanda. He he you got wrong idea. Anak MQ adalah anak dengan karakter masing- masing. Dan semua sangat menyenangkan untuk diajak bercanda, kita udah kaya sodara sih, jadi kita tidak sungkan menunjukkan sisi kita yang tidak ingin diketahui orang lain. Ada personal problem? Di mana-mana juga ada, tapi sejauh ini kami bisa mengatasinya. Anak MQ, termasuk supportif, kita akan saling encourage temen untuk achieve apa yang dia mau. Well, kadang kita juga saling ejek-ejekan, Sebel-sebelan, tapi ya udah gitu aja, nggak sampe bikin kita males kerja. Ya iya laaah, nggak kerja nggak bayaran, darling, ;)

Dari segi suasana kerja:


Seorang teman yang waktu itu saya ajak siaran bilang, "Enak ya kerja di sini," Seorang narasumber juga sempet bilang, "di sini enak ya, ketawa terus bikin awet muda."

Ya kira-kira begitulah suasana kerjanya. Saya jadi berfikir di mana ya tempat kerja yang seenak MQ? Di mana saat kerja kita bisa kerja sambil youtub-an, sambil buka portal berita lalu ngumpul buat ngomen berita itu sambil ketawa-ketawa. Nggak takut dibentak boss, karena bossnya ikutan nimbrung. Bisa makan kapan aja kalo laper. Kalau kerjaan udah selesai dan kita masih pengen di MQ, kita bisa ke perpusnya, baca buku, atau seperti teman-teman saya kemarin duduk di ruang mushola, yang juga perpus, yang juga ruang keluarga :v buat nonton drama korea atau berita.Mau apa lagi ya?? Ah iya, mau ibadah? Silahkan, setiap ruangan bebas digunakan untuk baca Qur'an dan sholat, gak perlu khawatir ditegur. Asal jangan sholat sambil siaran sih :v. Kalau ngantuk bisa bobok di bawah meja meeting. MQ fm membuat kita menyelesaikan pekerjaan tanpa stress, tanpa takut ini itu. :)

Kantor MQ, is not just kontor. It's home, it's where my 2nd family lives together. Dan saya sangat bersyukur. Alhamdulillah Allah jodohkan saya dengan pekerjaan ini. Terimakasih atas semuanya. Selamat milad MQ yang ke 9. 

bareng temen-temen MQ Bandung... 

Comments

  1. Assalamualaikum. Perkenalkan mba, saya Adinda. Boleh berbagi pengalaman ga mba mengenai jadi penyiar di MQ Fm? Kira-kira dimana bisa saya dapatkan informasi mengenai lowongan penyiar di MQ? Karena terus terang saya sangat tertarik dengan dunia radio. Syukran :)

    ReplyDelete
  2. maasyaallah,, jaazakillaahukhair mbk, sudah berbagi pengalaman, semoga kedepannya bisa menjadi bagian dari keluarga besar mqfm,,

    baarakallaahufiik :)

    ReplyDelete

Post a Comment