Melepaskan Dan Terus Berjalan


Apa yang Anda rasakan setelah berhasil berbagi pada sesama? 
Merasa lebih lapangkah, merasa lebih tenang, atau...

Kenapa saya tambahkan kata "berhasil" pada saat kita bisa berbagi? Karena sesungguhnya jalan menuju ke arah berbagi tidaklah sesedarhana yang kita pikirkan.

Berbagi, di saat diri kita sendiri belum merasa cukup adalah pergolakan lumayan panjang antara ragu dan yakin. Ragu, karena alarm bawah sadar kita berteriak untuk menyelamatkan diri sendiri. Tapi yakin karena sebagian sisi hati kita menenangkan, bahwa yang keluar tidak akan membuat kita kekurangan.

Saat kita mampu membungkam alarm, dan serta merta menjalankan bisikan hati, maka saat itu kita telah berhasil melawan diri kita sendiri. Menundukkan ego besar dan membuatnya merasa pasrah.

Tapi ternyata berhasil berbagi saja belum cukup, ada yang harus dijaga setelahnya. Apa? Hati. Hati merupakan satu organ kecil dalam tubuh namun begitu kompleks. Bermacam perasaan terolah di sana sampai kadang kita tidak bisa menamainya lagi.

Dan tantangan hati setelah berbagi adalah, "MERASA". Merasa bahwa kita begitu baik, merasa bahwa kita layak dipuji, merasa bahwa kita telah hebat karena berhasil menundukkan ego. Saat rasa-rasa itu ada, sebenarnya ego yang tertunduk di awal, telah bangkit lagi dan lebih tinggi dari sebelumnya.

Mari tundukkan lagi. Ingat lagi, bahwa bukan diri kita yang berbagi tapi Allah. Bahkan apa yang kita bagikan bukan milik kita. Kitapun bisa begini karena kita adalah penerima. Allah yang atur.

Rasa-rasa ingin dihargai, ingin dianggap hebat ketika berhasil berbagi itu hadir, karena kita jarang berbagi, Saat kita sering berbagi maka berbagi menjadi hal biasa, tidak ada waktu untuk memikirkan kebaikan kita dalam berbagi karena kita akan disibukkan dengan rencana-rencana berbagi yang lainnya.

Tambahlah intensitas berbagi, kita lepaskan yang sudah ditakdirkan lepas, dan terus saja berjalan tanpa menengok yang ke belakang. Yang ada pada mereka adalah milik mereka, milik kita adalah kesempatan berbagi yang ada di depan.

Lepaskan dan terus berjalan, agar hati tidak repot merasa hal-hal yang tidak sepatutnya dirasa, agar hati lebih lapang tanpa diberi apa-apa oleh siapa-siapa. Agar hati sadar bahwa sesuatu hanya layak dirayakan saat sesuatu itu datang dariNya dan agar kita mampu berbahagia tanpa berharap apa-apa dari siapa-siapa.



*Saudara semuslim kita pengungsi Rohingya, sedang menderita. Mungkin ini kesempatan dari Allah untuk membuat kita bisa merasakan bebas lepas dan tenang saat berbagi.

Selamat berbagi sahabatku...

pict:canva.com

Comments