Mari Sekarang Saja



Bayak hal yang bisa kita syukuri sebagai seorang muslim, salah satu diantaranya, Allah memberikan kita sebuah momentum. Ya, namanya Ramadhan. Saya tidak akan membahas bagaimana istimewanya ramadhan ini karena tanpa saya bercerita Anda sudah pasti bisa merasa. 

Namun di sini saya akan berbicara sebagai orang yang banyak dosa. Baik dosa jiwa, maupun dosa raga. Sebagus-bagusnya orang memuji kita, kagum pada kita, menganggap kita hebat, hati kita sesungguhnya sadar kita tidak sebaik prasangkaan mereka. Ada banyak hal yang masih harus dibenahi. Batin kita misalnya, bisa saja di luaran kita bertutur baik, tapi masalah batin, siapa yang tahu? Siapa yang tahu bahwa sebenarnya kita menyimpan rasa ujub, hasad? Tidak ada yang tahu kecuali diri kita dan Allah. 

Meskipun begitu, ketika kita sadar bahwa kita memang memiliki batin yang belum bersih, sudah selayaknya kita bersyukur, setidaknya Allah tidak membuat kita lalai, dan membiarkan kita mati dalam keadaan ujub, dengan satu syarat, kita mau berubah.

Untuk berubah terkadang orang butuh momentum. Dan ramadhan, adalah momentum yang sangat tepat. Kebaikan itu menular,  di bulan ini bisa kita perhatikan bahwa suasana di sekitar kita mulai dipenuhi aura-aura positif. Suara tilawah lebih sering terdengar, masjid-masjid ramai. Sekarang tinggal diri kita, ayo ikut arus jadi baik!

Kita tidak bisa berubah jadi baik, apabila  tidak tahu hal apa yang harus diperbaiki. Maka di malam hari menjelang sahur, saat keluarga yang lain mungkin masih terlelap, cobalah bangun duluan, saat hening itu, saat yang terdengar hanya suara hati, bentangkan sajadah, beribadahlah di atasnya, ingatlah Allah. Kita yang pelupa ini, bisa memohon agar Allah ingatkan kita pada hal-hal yang harus diperbaiki. Tanyalah, renungkan lagi, kira-kira hal apa yag membuat Allah tidak ridha terhadap diri kita. Lisan kita kah? Hati kita kah? Perbuatan tangan, kaki, mata, atau apa? Disaat Allah menunjukkan semua, berterimakasihlah. Catatlah kuat-kuat dalam ingatan, atau catatan sungguhan. 

Buat list dosa-dosa kita.

Dosa lisan
1. Masih suka komentar tidak penting
2. Sering bergunjing

Dosa telinga
Mendengar orang bergossip

Dosa hati
1. Sering emosi
2. Suudzhon
3. Merendahkan orang
4. Merasa hebat
dll

Banyak! Tapi jangan keburu stress melihat banyaknya kekurangan kita. Istighfar banyak-banyak dan yakin bahwa sebanyak apapun dosa kita, jika bertaubat maka Allah akan ampuni. Sayangnya mohon ampun dan diampuni saja tidak cukup, tentu kita tidak ingin jadi pribadi yang seburuk itu kan?

Ramadhan yang 30 hari ini bisa kita manfaatkan untuk membuat target. Pekan 1 ramadhan, saya harus terbebas dari dosa lisan. Caranya? Cari dulu pemicunya, misal, oh ternyata kita akan bergossip saat kita berkumpul dengan teman yang suka bergossip, maka yang bisa kita lakukan adalah menghindari sementara teman kita itu. Atau kalau kondisinya kita sulit menghindari, maka lebih baik kita menggigit bibir kita setiap dia mulai bicara. Kalau sekiranya kita sudah gatel ingin komenter, gigit lebih keras, agar kita ingat bahwa kita ingin membebaskan diri kita dari sifat penggunjing. Tiap hari bisa kita evaluasi, berhasil atau gagal, apa penyebab gagal? kenapa berhasil?

Sambil melanjutkan tidak menggunjing, pekan ke 2 misalnya, targetkan untuk membersihkan hati, menahan emosi. Hidup dengan beragam sifat manusia, tentu membawa konsekwensi. Tidak semua orang memiliki sifat seperti yang kita inginkan. Kadang ada yang membuat kita gembira, tapi yang bikin emosi juga tidak sedikit. Saat hati emosi, cek dulu, kira-kira apa masalahnya. Kalau kita emosi karena merasa direndahkan, waduh... berarti ada ujub dalam diri kita. Setiap kali merasa direndahkan, nyalakan alarm dalam pikiran "Lah, kita kan memang rendah. Kita ini memang hanya makhluk yang tercipta dari air yg sangat hina. Cuma Allah yang mulia. Wah, berarti dia bener." Berterimakasihlah pada yang merendahkan kita, karena dia mengingatkan kita, agar tidak jadi manusia sombong. Duh, saya bilang begitu bukan berarti sudah bebas lepas dari ujian hati ya, saya juga sedang memperbaiki, hanya saja kalau saya menyampaikan ini nunggu jadi manusia suci, sepertinya sampai mati saya akan bungkam dan tidak amar ma'ruf nahi munkar. Astaghfirullah.

Yang di atas contoh target mengubah hal-hal buruk. Selain itu, ramadhan ini kita juga bisa mentarget diri untuk punya kebiasaan baik; tilawah, sholat malam, sedekah, tersenyum, menyapa tetangga, menyayangi binatang. Banyak teman-teman. Dan lakukanlah semua secara bertahap, pelan-pelan, sedikit-sedikit saja. Sambil terus mohon pada Allah untuk dimudahkan diistiqomahkan.

Ya Allah, semoga kami bisa lulus dari pesantren ramadhan ini dengan sebaik ketaqwaan. Dan di hari-hari setelahnya kita bisa jadi pribadi yang semakin cinta Engkau dan Engkau cinta aamiin.

Ayo, berubah sekarang, mumpung ramadhan. Kalau sekarang terasa berat, yakinlah besok-besok lebih berat, makanya, sekarang aja ya :)

wallahua'lam








Comments