Tentang Menyederhanakan Tujuan



Ketika ditanya apa tujuan hidupmu? Jawabanmu apa?



Setiap orang punya jawaban yang berbeda - beda atas pertanyaan ini. Seperti halnya beberapa waktu lalu saat saya menonton Ini Talkshow di NET (Alhamdulillah finally di Jogja ada juga :D) Dedi Corbuzier yang kala itu jadi bintang tamu bilang, bahwa tujuan hidup dia adalah untuk membahagiakan Azka (anaknya), "Ya buat apa lagi? Gue kerja, gue hidup ya cuma buat dia (Azka)."

Oke! Itu contoh dari jawaban seseorang. Dan saya yakin bila kita melakukan survey pada satu juta orang maka bisa jadi jawabannya lebih dari satu juta,  karena sangat mungkin tujuan hidup seseorang tidak hanya satu, ada yang tujuannya A, B, C, dari yang baik sampai yang busuk.

Saya sering menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri, khususnya ketika saya melakukan sesuatu dan merasa kelelahan. Ketika melakukan sesuatu lalu merasa kesal.

Misal, saat saya siaran, tapi sms yang masuk sedikit, tidak bisa dipungkiri ada perasaan kecewa di sana (ha ha terkadang saya memang baper), nah, pada moment itulah saya sering bertanya pada diri sendiri, "Hai, tujuan kamu siaran apa?"

Dan setelah menarik nafas serta merenung, ada sebuah kesadaran, bahwa dapet sms atau ada interaksi dari pendengar bukanlah tujuan utama siaran. Tujuan utama dari sebuah siaran adalah menyebarkan kebaikan, bicara benar, dan mendandani diri sendiri dengan kebaikan-kebaikan yang disampaikan. Jangan sampai kita berbusa-busa mengajak orang berbuat baik, tapi kita sendiri minim dari perbuatan baik itu. Pelatih siaran saya dulu, Kang Agus Al-muhajir bilang, tolok ukur sukses tidaknya sebuah siaran adalah perubahan diri serta pribadi penyiar ke arah yang lebih baik. Itu tujuan utamanya, maka sebenarnya siaran saya sukses kalau keluar dari call box saya menjadi orang yang lebih taat pada Allah, saya jadi lebih sabar, saya lebih bisa menahan mulut dari berkata sia-sia . Sudahkah?

Hal-hal itu merupakan PR yang jauh-jauuuh lebih besar dari adanya sms yang masuk. Tapi bagaimanapun kita tetap harus melakukan intropeksi terhadap hal-hal teknis, mungkin saat saya siaran orang bosan, mungkin temanya kurang menarik, atau mungkin saking enaknya mendengar suara saya mereka ketiduran (jeng jeeeng #plak!). Hanya saja kesalahan dalam hal teknis tidak seharusnya membuat kita lebih sedih dari kesalahan-kesalahan yang lebih penting. Seharusnya saya lebih sedih jika setelah siaran saya masih suka nggosip dari pada tidak dapat sms dari pendengar!

Itu baru dari satu kegiatan. Sedangkan dalam hidup kita punya lebih dari satu kegiatan. Lalu jika punya seribu kegiatan apakah harus punya seribu tujuan?

Boleh-boleh saja, tapi ingatlah semakin banyak tujuannya maka jalan ke sananya juga semakin banyak. Satu tujuan saja bisa menimbulkan beragam tantangan apalagi banyak tujuan? Siap?

Sebenarnya sebagai manusia, kita sudah di beri visi yang begitu jelas untuk menjalani hidup. Dalam keyakinan saya, di depan sana, ada yang namanya judgement day, hari luar biasa besar untuk menghakimi tingkah polah manusia. Namanya juga dihakimi, maka setelahnya pasti ada proses lain yang berlaku, bisa hukuman, bisa pula pengampunan. Kalau kita ingin di hari penghakiman itu dapat pengampunan, mari kita sederhanakan tujuan kita,  tidak usah banyak ingin A, B, C. Tidak usah punya tujuan bercabang-cabang. Cukup satu saja, tapi esensi!

Meraih ridha Allah, itu! (Ala-ala Bp. Mario Teguh)

Memiliki satu tujuan hidup yakni meraih ridha Allah dalam setiap kegiatan akan memudahkan hidup kita. Akan menarik fokus kita sehingga kita tidak kelelahan terhadap hal remeh temeh. Tidak baper untuk hal-hal kurang penting. Jika tujuan hidup kita hanya meraih ridha Allah, maka yang kita pikirkan hanya satu, bagaimana dalam setiap gerak langkah, desah nafas yang kita lakukan Allah suka, dan Allah ridha. Itu saja. Sederhana bukan? Dan semoga saja upaya kita melakukan hal-hal yang diridhai Allah dengan cara yang benar, membuat Allah mempermudah urusan-urusan kita, meringankan hati kita, dan menjadikan kita orang-orang yang dapat pengampunan di hari penghakiman.

Jadi, ketika kamu melakukan sesuatu dan tiba-tiba merasa lelah, coba tanya lagi, apa tujuanmu melakukan itu?

Ketika tujuanmu benar, maka rasakanlah, beban itu pelan-pelan hilang dan lelahmu berganti tenang :)

Mari sama-sama meluruskan tujuan!



pict : klik

Comments