Pukul 5 pagi
Sekira pukul 6 lantai pasir menjadi cermin langit |
Jika ada waktu yang ingin kusimpan dalam botol, kubawa pulang lalu kubuka saat kubutuhkan adalah hari ke tujuh pukul 5 pagi di awal April tahun ini.
Saat itu aku hanya perlu berjalan sedikit dari penginapan, menapak pasir putih, melewati bangku-bangku dengan pohon rindang sebagai atap, merasakan angin mulai bermain-main kecil dan akhirnya sampai pada... entahlah aku tidak tahu kata apa yang tepat untuk menamainya, sanctuary?
Sudah banyak energi yang terbuang bersama manusia-manusia sejak semalam. Dan makhluk manja sepertiku nampaknya perlu mengisi daya. Kabur sejenak dari hingar. Menangkap kesendirian yang rasanya selalu menyenangkan. Merayakan keegoisan tanpa merasa bersalah.
sore |
Aku sampai, duduk di antara pasir serta serpihan benda laut, memandang angkasa tanpa batas yang semburat birunya masih malu dipeluk gelap, ada sisa gemintang di sisi barat sebagai tanda romantisme fajar pada malam, ada lagu 'Cerita dari Gunung dan Laut' yang terdengar sayup, dan yang paling membuat nyaman adalah... sahut-sahutan ombak serta derai tawanya dalam biru.
Yang tidak tega kubawa pulang |
Tentulah aku bukan hamba baik berprestasi yang pantas diberi hadiah. Namun Ia begitu pengertian, Ia memberi hadiah tanpa alasan. Tiba-tiba, begitu saja, sesukaNya.
saat semua pergi aku datang |
Pukul 5 pagi kemarin adalah hadiah yang manis. Dan kenyataan bahwa sampai saat ini aku masih bisa merasakan yang kurasakan kemarin pagi adalah hadiah yang lebih hebat lagi.
Alhamdulillah....
Comments
Post a Comment