Apabila Dia Memanggilmu
Tato di leher itu tidak bisa menipu, usianya lebih muda dari saya, namun nampaknya ia punya cerita hidup lebih banyak. Namanya Gebyar Putra Ramadhan, kalau saya bertemu begitu saja dengannya di jalan, mungkin saya akan ketakutan atau setidaknya pikiran saya yang judgemental ini akan mulai menilai dia pasti begini atau dia pasti begitu dari tato yang merambati leher sampai tangannya. Namun untunglah, sore itu saya punya kesempatan untuk berbincang, berenang dalam kehidupannya, dan menyelami makna adanya ia sebagai serangkaian episode kehidupan saya hari itu. Berbincang dengan Gebyar, membuat saya percaya bahwa ia baik. Sorot matanya, nada suara, serta gesturnya yang malu-malu, agak kurang sinkron dengan tato yang selama ini setahu saya merupakan simbol perlawanan, simbol pemberontakan dan keberanian. Ya, mungkin dulu begitu, tapi pembangkangan Gebyar sudah luluh oleh kasih sayang Allah dan taubat yang panjang. 2006-2007 masa SMP adalah awal pria ini menge...