Kata
Saya bukan pujangga ataupun punggawa sastra yang mahir berbahasa. Saya hanya seorang perempuan yang menyukai kata dan tanda baca yang berderet menggandengnya. Kata bisa mengumpulkan rindu tanpa harus tahu ke mana muaranya. Kata bisa menghangatkan walau tanpa bara dan kata adalah sarana kita mengumbar rasa. Tapi sejak kenal dia kata-kata itu sirna-- berubah jadi makna, sesuatu yang melampaui rasa. Sejak kecil saya mengenal kata cinta,tapi baru tahu maknanya saat ada dia. Saya tahu rasa rindu dari dalam buku, dan kini mengerti betapa lara sebuah kerinduan tanpa jumpa. Kata-kata seperti tenggelam begitu saja, lumat saat saya menatap matanya, menggenggam jemari kasarnya, membelai pipinya. Pria di depan saya bukan lelaki biasa, di pundaknya ada tanggung jawab besar, lebih besar dari dunia seisinya. Ia adalah nahkoda yang membawa kapal kami berlayar mengarungi bahtera. Pasang surutnya diatur Tuhan namun ialah yang harus menghadapi tantangannya. Dan s...