Mendewasakan Rasa
Siang tadi saya blog walking, dan menemukan tulisan menarik milik teman. Katanya laki-laki itu ceroboh, mereka ceroboh dalam menebar harapan, menaruh hati di segala penjuru. Saya tersenyum membacanya, tentu saja saya tidak berhak menghakimi laki-laki karena saya bukan lelaki dan saya tidak tahu bagaimana menjadi mereka, namun jika diminta untuk mewakili perempuan mungkin saya bisa. Tidak mewakili sebagian besar tentu saja, bahkan mungkin hanya saya satu-satunya. Jika laki-laki dianggap ceroboh dalam menebar perhatian, maka wanita adalah makhluk yang teledor dalam menerimanya. Gayung bersambut bukan? Umpan yang disebar itu di tangkap tanpa filter. Kami tidak punya jaring-jaring rasa yang mampu memilah mana perhatian yang tulus, mana perhatian yang dikirim secara berjamaah kepada banyak perempuan. Lalu diam-diam perhatian itu dianggap sebagai sesuatu yang serius, sesuatu yang menyemai harap, padahal si laki-laki sudah lupa dengan apa yang dia lakukan. Sekali lagi saya...