Sebuah Senja di Bangku Taman Bersamamu
Sebuah bangku taman di depan sana, yang warna coklat kayunya mulai pudar, sedikit berbalut lumut hijau meng hitam, menyimpan memori tentang kita. Saat bias keemasan bermain-main di atas kepala kita. Banyak sepeda berseliweran di jalan. Dan terdengar suara tawa yang berderai-derai dari segerombolan orang di ujung sana. Saat itulah kau ajak aku bicara dari hati ke hati. Saat semua orang hidup dalam hidup mereka. Kau memilih untuk hidup dalam hidupku. Tidak ada yang lebih indah dari memandang mata coklatmu yang semakin terang tertembus sinar mentari. Merasakan lembutnya belaian jari jemarimu menyusupi helai demi helai rambutku.