Mencintai Perokok
Hei, selamat malam dan selamat hari tanpa tembakau. Berbicara tentang tembakau, saya langsung teringat pada produk hasil olahannya. Rokok. Saya yakin kita semua akrab dengan benda ini, dan penghisapnya. Tidak perlu jauh-jauh, ia yang menghisap rokok bisa jadi ayah , paman , atau sahabat yang sangat kita sayang. Bagi seorang non perokok, tentu kita bertanya-tanya, apa sih enaknya merokok? Kok bisa sih ada orang yang sudah tahu bahaya merokok tapi tetap memilih merokok? Atau mungkin kita juga sering mencibir, menyalahkan, menganggap seolah perokok itu orang yang sangat bodoh dan tidak berguna. Tidak ada baik-baiknya. Saya khilaf, pernah seperti itu. Begitu benci terhadap perokok, berteriak lantang (meski hanya lewat tulisan) bahwa perokok itu dzalim, pendosa dan sebagainya, namun, setelah menyadari bahwa di rumah Bapak juga sering membawa bungkus rokok, saya jadi merenung, apa iya saya harus membenci bapak hanya karena merokok? Apa iya, saya harus memandang bapa...